Sensasi dan Persepsi

Haloo teman-teman semuaa, gimana nih kabarnyaa? Nah kali ini aku bakalan share apa aja yang akan aku pelajari di pertemuan ketiga mata kuliah Psikologi Umum II yang diajarin sama ibu Mafaza, S.Psi., M.Sc yang membahas tentang “Sensasi dan Persepsi” nih teman-teman.

Sensation

Sensasi adalah sesuatu yang kita rasakan saat menerima suatu rangsangan. Sensasi terjadi ketika indra seperti mata, hidung, telinga, kulit dan lidah menerima rangsangan luar berupa sentuhan, cahaya, suara, bau dan rasa yang kemudian rangsangan luar ini menjadi sinyal saraf di otak .

Transduksi adalah proses mengubah rangsangan luar yang diterima menjadi sinyal-sinyal yang kemudian dapat diteruskan ke otak dan diproses.

Reseptor sensorik adalah bentuk khusus dari sistem saraf yang terbentuk khusus dari neuron dan sel-sel, juga menerima neurotransmiter dari sel lain. Sel reseptor ini diransang oleh berbagai jenis energi, seperti reseptor mata diransang oleh cahaya, reseptor telinga bereaksi dengan getaran, reseptor kulit diransang oleh suhu atau tekanan dan reseptor rasa dan bau dipicu oleh zat dan kimia.

Sensory Theresholds (Ambang Batas) adalah perbedaan terkecil antara dua rangsangan yang dapat dideteksi 50 persen setiap saat, dan hukum Weber berarti bahwa apa pun perbedaan antara rangsangan, itu selalu konstan. Jika untuk merasakan perbedaan jumlah gula yang perlu ditambahkan seseorang ke secangkir kopi yang sudah dimaniskan dengan 5 sendok teh adalah 1 sendok teh, maka persentase perubahan yang diperlukan untuk mendeteksi perbedaan yang nyata adalah seperlima, atau 20 persen . Jadi jika kopi memiliki 10 sendok teh gula di dalamnya, orang tersebut harus menambahkan 20 persen lagi, atau 2 sendok teh, untuk dapat merasakan perbedaannya di separuh waktu. Ambang batas sensori merupakan tingkat rangsangan terendah yang dapat dideteksi seseorang secara sadar 50 persen dari waktu rangsangan itu ada.

Absolute Threshold (Ambang Absolut) adalah tingkat rangsangan terendah yang dapat dideteksi seseorang secara sadar 50 persen dari waktu rangsangan itu ada. Contohnya dengan keadaan ruangan yang sangat sunyi dan pendengaran normal kita mungkin masih bisa mendengar detak jam tangan analog seseorang yang duduk lumayan jauh dengan kita. Rangsangan yang berada di bawah tingkat kesadaran disebut rangsangan bawah sadar, rangsangan ini cukup kuat untuk mengaktifkan reseptor sensorik tetapi tidak mudah untuk disadari oleh orang-orang.

Habituation and Sensory Adaption (Habituasi dan Adaptasi Sensorik). Habituasi merupakan kecenderungan otak untuk berhenti menerima informasi yang konstan dan tidak berubah, terutama otak yang tertarik pada informasi. Sedangkan Adaptasi Sensorik merupakan menurunnya respon/kepekaan dari alat panca indera ketika panca indera terpapar oleh stimulasi yang berulang-ulang/terus-menerus. Adaptasi sensorik terjadi ketika reseptor sensorik tidak lagi dapat merasakan stimulus karena kontak terus-menerus indera dengan stimulus. Adaptasi sensorik dapat terjadi dengan semua indera kita seperti halnya ambang batas. Ini juga disebut sebagai adaptasi saraf dan dapat dijelaskan sebagai pengurangan bertahap atau penurunan respons sensorik karena paparan berulang dari stimulus tertentu selama periode waktu tertentu. Contohnya adalah jika kita mencelupkan jari ke dalam mangkuk berisi air hangat, setelah beberapa saat kita tidak akan lagi dapat merasakan kehangatan sebanyak indera kita beradaptasi dengan rangsangan.

The Science of Seeing

Light and The Eye

Berdasarkan sifat psikologisnya terdapat 3 aspek persepsi tentang cahaya yaitu :

a)     Kecerahan, ditentukam oleh seberapa tinggi atau rendahnya gelombang.

b)    Warna atau Rona, Sebagian besar ditentukan oleh panjang gelombang.

c)     Saturasi, yaitu merupakan kemurnian warna yang dilihat.

Struktur mata :

a)     Iris, memberikan warna dan mengatur besar kecilnya pupil.

b)    Pupil, mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata.

c)     Lensa, mengatur daya akomodasi lensa agar bayangan tepat jatuh diatas retina.

d)    Retina, menangkap cahaya atau melihat cahaya.

e)     Aqueous Humor, cairan yang membawa nutrisi dan sebagai penyeimbang tekanan pada mata,

f)      Fovea, sebagai ketajaman penglihatan pada manusia.

g)    Kornea, mencegah kotoran dan benda asing serta menyaring sinar UV yang masuk ke mata.

h)    Vitreous Humor, memberi bentuk pada mata dan meneruskan rangsangan dari lensa ke retina.

i)      Optic Nerve, mengirimkan informasi dari retina ke otak.




Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan pupil lalu iris mengontrol ukuran pupil. Dari pupil, cahaya melewati lensa ke retina, di mana ia diubah menjadi impuls saraf yang akan berjalan ke otak sepanjang saraf optik. Untuk melihat dengan jelas, satu titik cahaya dari suatu sumber atau yang dipantulkan dari suatu objek harus melalui struktur mata dan berakhir di retina sebagai satu titik. Cahaya dibelokkan saat melewati zat dengan kepadatan berbeda disebut proses pembiasan. Permukaan mata dilapisi oleh selaput bening yang disebut kornea. Kornea tidak hanya melindungi mata tetapi juga merupakan struktur yang memfokuskan sebagian besar cahaya yang masuk ke mata. Kornea memiliki 5 kelengkungan yang tetap, seperti kamera yang tidak memiliki pilihan untuk mengatur fokus. Namun, kelengkungan ini dapat diubah melalui teknik perbaikan penglihatan yang mengubah bentuk kornea. Lapisan visual berikutnya adalah aqueous humor, cairan ini terus mengisi ulang dan menyediakan nutrisi ke mata, cairannya berbentuk bening dan berair. Cahaya dari bayangan visual kemudian masuk ke bagian dalam mata melalui sebuah lubang yang disebut lubang murid, dalam otot bulat yang disebut iris. Akomodasi visual merupakan perubahan ketebalan lensa saat mata terfokus pada objek yang jauh atau dekat. Berbagai jenis ketebalan memungkinkan lensa untuk memproyeksikan gambar yang tajam pada retina. Setelah melewati lensa, cahaya melewati humor kaca yaitu ruang terbuka yang berisi cairan bening seperti jeli fungsinya juga memberi nutrisi pada mata.

Jalur Visual : Cahaya yang masuk ke mata dapat dipisahkan menjadi bidang visual kiri dan kanan. Cahaya dari bidang visual kanan jatuh di sisi kiri setiap retina dan cahaya dari bidang visual kiri jatuh di sisi kanan setiap retina. Gambar dihasilkan ketika cahaya bergerak dalam garis lurus melalui kornea dan lensa, gambar yang diproyeksikan pada retina sebenarnya terbalik dan terbalik dari kiri ke kanan dibandingkan dengan bidang visual. Area retina dapat dibagi menjadi dua jenis yang pertama yaitu Retina temporal bagian yang mengarah ke pelipis kepala, yang kedua retina hidung yaitu bagian yang mengarah ke hidung. Sel batang juga merupakan sel yang memungkinkan mata beradaptasi dengan cahaya rendah, Karena sel batang bekerja dengan baik dalam tingkat cahaya rendah. Adaptasi gelap adalah pemulihan kepekaan mata terhadap rangsangan visual dalam kegelapan terjadi ketika mata terpapar cahaya terang. Jika cahayanya semakin terang maka batang membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan tingkat cahaya baru yang lebih rendah, sedangkan Adaptasi cahaya adalah pemulihan sensitivitas mata terhadap rangsangan visual dalam cahaya setelah terpapar kegelapan.



Persepsi Warna

a)     Teori Trikromatik

Merupakan teori penglihatan warna yang mengusulkan tiga jenis kerucut: merah, biru, dan hijau. Teori ini pertama diusulkan oleh Thomas Young pada tahun 1802 dan dimodifikasi oleh Herman von Helmholtz pada ahun 1852. Jika kita mencampurkan cat berwarna merah, kuning, dan biru bersama-sama, hasilnya akan berantakan atau hitam. Pencampuran cat bersifat subtraktif, menghilangkan lebih banyak cahaya saat mencampur lebih banyak warna. Karena semua warna bercampur maka lebih banyak gelombang cahaya yang diserap dan akan menjadi hitam. Tetapi jika kita menggabungkan cahaya merah biru dan hijau secara bersama dan memfokuskan cahaya pada satu titik maka hasillnya akan menjadi putih, jika pencampuran cahaya bersifat aditif bisa dikatakan jika pemcampuran warna menghasilkan warna yang lebih terang. Dalam teori trikromatik, corak warna yang berbeda sesuai dengan jumlah cahaya yang diterima oleh masing-masing dari ketiga jenis kerucut ini. Kemudian mengirimkan pesan mereka ke pusat penglihatan otak. Ini adalah kombinasi kerucut dan tingkat di mana mereka merambat dan menentukan warna yang akan terlihat. Misalnya, jika kerucut merah dan hijau merambat sebagai respons terhadap stimulus dengan kecepatan yang cukup cepat, warna yang dilihat orang tersebut adalah kuning.

 

b)    Opponent Process Theory

Ewald Hering mengamati bahwa semua warna dapat dideskripsikan secara fenomologis sebagai warna merah, hijau, kuning dan biru. Hering menyatakan bahwa tidak ada warna yang ditangkap sebagai hijau kemerahan atau biru kekuningan. Namun campuran merah dan biru mungkin nampak kuning, dan campuran kuning dan biru nampak putih. Observasi tersebut menyatakan bahwa merah dan hijau membentuk pasangan oponen, seperti halnya kuning dan biru. Hering menekankan bahwa warna dalam pasangan oponen tidak dapat ditangkap secara bersamaan. Observasi fenomologis tersebut menyebabkan Hering mengajukan teori alternatif penglihatan warna yang disebut teori warna-oponen. Hering meyakini bahwa sistem visual memiliki dua reseptor yang sensitif pada warna-warna tertentu. Satu reseptor sensitif terhadap panjang gelombang merah-hijau, sedangkan satu reseptor yang lain sensitif terhadap panjang gelombang biru-kuning. Tiap unit berespon dengan cara yang berlawanan dengan warna oponennya. Misalnya reseptor merah-hijau akan meningkatkan sensitifitasnya apabila melihat warna merah dan menurunkan sensitifitasnya terhadap warna hijau. Oleh karena warna dalam pasangan oponen tidak dapat ditangkap secara bersamaan, maka hijau kemerahan dan biru kekuningan tidak dapat terjadi. Sedangkan putih dapat terlihat apabila kedua tipe reseptor seimbang.

Afterimages : Gambar yang terjadi ketika sensasi visual bertahan untuk waktu yang singkat bahkan setelah stimulus asli dihilangkan. Fenomena afterimage warna dijelaskan oleh teori persepsi warna kedua, yang disebutteori proses lawan, teori penglihatan warna yang mengusulkan neuron visual (atau kelompok neuron) dirangsang oleh cahaya satu warna dan dihambat oleh cahaya warna lain. Dalam teori proses lawan, ada empat warna primer: merah, hijau, biru, dan kuning. Warna-warna tersebut disusun berpasangan, dengan masing-masing anggota pasangan sebagai lawan. Merah dipasangkan dengan lawannya hijau, dan biru dipasangkan dengan lawannya kuning. Teori proses lawan dapat menjelaskan afterimages dan aspek lain dari persepsi visual yang terjadi setelah deteksi awal cahaya dari lingkungan kita. Selain sel-sel bipolar dan ganglion retina, sel-sel proses lawan terdapat di dalam talamus di daerah yang disebut nukleus genikulatum lateral (LGN). LGN adalah bagian dari jalur yang membawa informasi visual ke lobus oksipital.

Buta Warna : Buta warna disebabkan oleh sel kerucut yang rusak di retina mata dan, sebagai istilah yang lebih umum, penglihatan kekurangan warna lebih akurat, karena kebanyakan orang dengan "buta warna" memiliki dua jenis kerucut yang berfungsi dan dapat melihat banyak warna. Sebenarnya ada tiga jenis penglihatan kekurangan warna. Dalam jenis yang sangat langka,buta warna monokrom, orang tidak memiliki kerucut atau memiliki kerucut yang tidak berfungsi sama sekali. Pada dasarnya, jika mereka memiliki kerucut, mereka hanya memiliki satu jenis dan, oleh karena itu, semuanya terlihat sama di otak, bayangan abu-abu. Jenis penglihatan kekurangan warna lainnya, atau penglihatan dikromatik, disebabkan oleh jenis masalah yang sama memiliki satu kerucut yang tidak berfungsi dengan baik. Jadi, alih-alih mengalami dunia dengan penglihatan normal berdasarkan kombinasi tiga kerucut atau warna, penglihatan trikromatik, individu dengan penglihatan dikromatik mengalami dunia dengan kombinasi dua kerucut atau warna. Defisiensi warna merah-hijau disebabkan tidak berfungsinya sel kerucut merah atau hijau. Dalam kedua hal ini, individu mengacaukan warna merah dan hijau, melihat dunia terutama dalam warna biru, kuning, dan abu-abu. Kurangnya fungsi kerucut biru jauh lebih jarang terjadi dan menyebabkan defisiensi warna biru-kuning. Orang-orang ini melihat dunia terutama dalam warna merah, hijau, dan abu-abu.




The Hearing Sense

Sound Waves and The Ear

Suara yang yang kita dengar sebenarnya berupa gelombang suara yang merambat. Gelombang suara tidak seperti gelombang cahaya tersebar dimana saja, gelombang suara hanya dapat merambat melalu media seperti meram merambat melalui molekul udara, air dan benda padat lainnya, namun gelombang suara tidak dapat merambat di ruang hampa udara. Gelombang suara memiliki frekuensi yaitu jumlah gelombang per detik dan amplitudo jarang terjauh dari gelombang. Frekuensi gelombang suara yang dapat didengar makhluk hidup memiliki rentang yang berbeda-beda. Manusia dapat mendengar dengan rentang 20- 20.000 Hz dengan sensitivitas 2.000-4.000Hz hewan memiliki rentang 50-60.000 Hz, lumba-lumba memiliki rentang sampai 200.000 Hz (Ciccarelli & White, 2017).


 

Struktur telinga :

a)     Telinga luar, terdiri daun telinga yang berperan sebagai pintu masuk gelombang suara yang kemudian disalurkan kebagian dalam telinga dan saluran telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap partikel-partikel yang ikut masuk kedalam telinga.

b)    Telinga tengah, terdiri dari gendang telinga (membran Tifani) yang memiliki fungsi menangkap gelombang dan mengubah menjadi getaran dan diteruskan ke tulang pendengaran. Tulang telinga meneruskan getaran dari gendang telinga (Membran Tifani). Tulang telinga terdiri dari tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi.

c)     Telinga dalam, terdiri dari saluran eustachius yang berfungsi untuk menghubungkan ruang telinga tengah dengan rongga mulut (faring) kemudian ada Rumah siput (koklea) adalah saluran spiral yang memiliki bentuk seperti rumah siput. Di dalam rumah siput terdapat organ korti yang berisi ribuan sel rambut, sehingga organ korti mampu peka terhadap tekanan getaran. Getaran ini akan diubah menjadi impuls saraf di dalam sel rambut, untuk diteruskan oleh saraf ke otak. Lalu ada Saluran gelang (labirin) terdiri dari saluran setengah lingkaran (semisirkularis), berfungsi untuk mengetahui posisi tubuh atau alat keseimbangan.




Perceiving Pitch : Pitch merupakan bagaimana tinggi dan rendahnya suara. Terdapat tiga cara bagaimana otak dapat menerima informasi mengenai picth suara.

a)   Place theory, teori ini dikemukakan pertama kali oleh Hermann von Helmholtz pada tahun 1863 dan diuji oleh seorang peneliti bernama Georg von Békésy. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat mendengar pitch suara tergantung letak sel rambut yang dirangsang pada organ Corti. Apabila seseorang mendengar picth suara yang tinggi, hal tersebut berarti sel rambut yang berada di dekat oval window akan dirangsang. Akan tetapi, seseorang yang mendengar pitch suara rendah maka sel rambut yang berada jauh dari organ Corti akan dirangsang.

b)    Frequency theory, teori ini menjelaskan bahwa kecepatan vibrasi oleh basilar membrane akan mempengaruhi pitch suara. Apabila basilar membrane bervibrasi dengan cepat maka akan terdengar pitch yang tingga, begitu sebaliknya. Kedua teori benar adanya karena ketika basilar membrane bervibrasi secara cepat, maka sel rambut yang berada di dekat oval window akan terangsang, begitu juga sebaliknya.

c)  Volley principle, neuron mengirimkan frekuensi suara 1,000 Hz dalam sekali bekerja. Volley principle menjelaskan bagaimana kelompok 9 neurons dalam mengirimkan berbagai frekuensi suara. Sebagai contoh, ketika seseorang mendengar frekuensi suara 4,000 Hz, maka akan terdapat empat kelompok neurons, dimana masingmasing kelompok akan mengirimkan frekuensi suara 1,000 Hz.

Gangguan Pendengaran :

a)  Gangguan pendengaran konduksi, adalah ganguan pendengaran yang terjadi pada bagian telinga luar atau telingan tengah sehingga getaran yang diterima tidak dapat diteruskan dari gendang telinga atau membrane tifani kek koklea (Rumah Siput). Hal ini dapat terjadi mungkin karena adanya kerusakan pada gendang telinga atau pada tulang-tulang pendengaran.

b)   Gangguan pendengaran saraf, ganguan ini terjadi pada telinga bagian dalam atau jalur pendengaran dan korteks ota. Ganguan ini dapat bersifat permanen. Pada penuan gangguan ini disebabkan oleh sel-sel rambut pada koklea rusak, selain itu juga dapat disebabkan oleh infeksi atau sering mendengar suara-suara yang sangat keras dapat disebut sebagai Tinnitus.




Chemical Sense

Indera pengecap dan indera penciuman pada umumnya saling berkaitan. Hal itu dapat dibuktikan pada kehidupan sehari-hari ketika kita tidak dapat mencium bau, maka kita juga cenderung tidak dapat mengecap rasa makanan.

1.     Indera Pengecap

Taste buds merupakan sebutan umum untuk sel receptor rasa, dimana beberapa neuron bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa atau disebut sebagai gustasi. Pada umumnya taste buds terletak pada lidah, tetapi beberapa terletak juga di atas mulut, pipi, bawah lidah, bahkan di tenggorokan. Sementara itu, benjolan yang sering kita lihat pada lidah disebut sebagai papillae dan taste buds tersebut berada pada dinding papillae. Pada kenyataannya, receptor dari taste buds tersebut mirip dengan receptor site pada neuron. Receptor dari taste buds akan menerima berbagai molekul dan mencocokan diri terhadap molekul tersebut. Rasa sering disebut sebagai indera kimia karena mengandung molekul yang berasal dari makanan dan kerjanya sama dengan bagaimana neurontransmitter mencocokan diri terhadap receptor. Ketika molekul coock dengan receptornya, maka signal tersebut akan dilanjutkan ke otak dan diinterpretasikan sebagai sensasi rasa.


Pada tahun 1916, seorang Psychologist asal German bernama Hans Henning mengemukakan bahwa ada empat rasa dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Namun, pada tahun 1996, Lindemann mengembangkan pernyataan Henning dengan menjelaskan bahwa terdapat rasa kelima yaitu rasa gurih. Rasa kelima ini sering disebut sebagai “umami” yang diambil dari bahasa Jepang. Seorang dokter asal Jepang berhasil menemukan sensasi gurih dari zat makanan laut yang disebut sebagai glutamate. Glutamate sering dijumpain pada MSG dan kelenjar susu manusia. Akan tetapi, saat ini masih dilakukan penelitian selanjutnya mengenai rasa keenam yang disebut sebagai oleogustus, yaitu rasa asam lemak pada makanan yang kita makan. Semua sensasi rasa diproses di seluruh lidah, dimana informasi mengenai rasa dikirim menuju korteks gustatory yang berada di bagian depan insula (area korteks yang yang ditutupi oleh lipatan operculum) dan frontal operculum. Semua itu diproses pada persepsi atas rasa, sementara tekstur dari makanan yang kita makan diproses di korteks somatosensory dari lobus parietal. 

2.     Indera Penciuman

Kemampuan mencium bau atau aroma disebut sebagai olfaction atau olfactory sense. Bagian luar hidung memiliki kinerja yang sama dengan bagian luar telinga yaitu mengumpulkan informasi lalu diteruskan ke bagian tubuh yang akan menginterpretasikan dalam saraf. Bagian dari system penciuman yang mengubah bau menjadi sinyal otak terletak di bagian atas hidung. Sementara itu, sel reseptor dari olfactory sense adalah rambut yang berada pada hidung atau dikenal sebagai cilia. Seperti taste buds, receptor cites pada sel-sel rambut akan mengirim sinyal ke otak ketika molekul udara bergerak melewatinya. Apabila pada penglihatan, pendengaran, dan pengecap akan melewati thalamus lalu menuju area korteks untuk memproses informasi sensorik tertentu, berbeda dengan penciuman dimana memiliki tempat sendiri pada otak atau disebut sebagai olfactory bulb.




Somesthetic Sense

Somesthetic sense merupakan salah satu indera tubuh yang terdiri dari kulit, indera kinestetik, indera proprioreseptif, dan indera vestibular.

Pada kulit, terdapat beberapa jenis reseptor yang menanggapi berbagai jenis 11 sensasi yang berbeda seperti suhu, tekanan, sentuhan, bahkan rasa sakit. Setiap reseptor fokus dalam menanggapi satu jenis sensasi saja. Berikut adalah beberapa saraf pada kulit :

a)   Korupuskula Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang berperan peka terhadap rangsangan berupa tekanan. Reseptor ini biasanya ditemukan pada bagian telapak tangan dan kaki, jari, periosteum, tendo, ligamen, dan genetalia eksterna.

b)  Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang berperan peka terhadap rangsangan panas. Ruffini ini termasuk ke dalam mekanoreseptor karena mirip dengan organ tendo golgi.

c)    Korpuskula Meisner, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan.

d)    Korpuskula Krause, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin. Reseptor ini ditemukan di daerah mikokutis yaitu bibir dan genetalia eksternal pada dermis dan berhubungan dengan rambut.

e)  Lempeng Merkel, merkel ini tergolong dalam reseptor sentuhan dan tekanan ringan. Lempeng merkel ini juga bisa ditemukan pada kelenjar mamae. 

f)     Ujung Saraf tanpa Selaput, termasuk ujung saraf yang peka terhadap rangsangan perasa nyeri.

g)    Ujung Saraf Sekeliling Rambut, merupakan ujung saraf peraba.

Indra kulit (skin sense) yaitu reseptor yang terletak di jaringan kulit, berfungsi untuk menerima ransangan dari luar kulit.

·    Rasa atau sensasi panas dan dingin, adalah dua sensasi yang berbeda dan berdiri sendiri, bersumber pada dua ujung saraf yang berbeda pada permukaan kulit. Ujung saraf Ruffini akan merasakan panas, sedangkan ujung saraf Krause akan merasakan dingin. contohnya ketika kulit kita menyentuh sebuah setrika yang menyala, maka reseptor rasa panas akan bereaksi, begitu juga sebaliknya.

·    Rasa atau sensasi sakit, saraf reseptor juga dapat mendeteksi rasa sakit, dimana ada 2 tipe rasa sakit, yaitu sakit yang berada di organ dalam tubuh atau disebut sebagai Visceral Pain, dan sakit yang berada di kulit, otot, dan sendi atau disebut sebagai Somatic Pain. Sakit yang berada di kulit, otot atau sendi adalah peringatan tubuh bahwa terdapat kerusakan yang diterima, contohnya seperti tusukan benda tajam, pukulan, dan lain-lain. Mengenai rasa sakit, terdapat teori yang menjelaskan bagaimana rasa atau sensasi sakit bekerja dalam tubuh manusia, disebut sebagai teori Gate-Control yang dicetuskan Ronald Melzack dan Patrick Wall pada tahun 1965, lalu disempurnakan dan digunakan secara luas tahun 1996. menurut teori ini, ransangan sakit dapat dirasakan tubuh apabila signal sakit itu melewati suatu “Gate” atau gerbang di sumsum tulang belakang, gerbang ini dapat terbuka jika terdapat ransangan sakit yang diterima oleh reseptor dan dapat ditutup oleh signal yang dikirimkan oleh otak. Dapat dikatakan bahwa “the gate” atau gerbang itu adalah sebuah keseimbangan yang bersifat relatif. 

Pertama, ransangan sakit yang diterima reseptor akan melepaskan suatu neuromodulator yang disebut sebagai Substansi P, lalu substansi P akan pergi ke sumsum tulang belakang dan mengaktifkan neuron lainnya, sehingga mereka akan mengirimkan signal melewati “the gate” atau gerbang menuju ke otak, lalu otak akan menafsirkan signal 13 atau informasi tersebut dan mengirimkan signal balik ke gerbang, dimana signal tersebut dapat menutup gerbang dan akan meredam rasa sakit, atau bahkan membuka gerbang lebih lebar sehingga rasa sakit yang dirasakan akan menguat. Bagaimana otak memutuskan untuk mengirimkan signal yang akan menutup atau membuka gerbang itu, dipengaruhi oleh aspek kondisi tubuh, seperti rasa takut, anxiety dan cemas yang berlebihan akan menganggu kerja otak serta mempengaruhi pembebasan endorfin yang berfungsi menghalangi transmisi signal sakit ke otak dan menghambat pembebasan Substansi P.


Body Movement and Position

a)    Indera kinestetik dan proprioseptif, yaitu reseptor istimewa karena mereka berlokasi di otot, tendon dan sendi, reseptor ini akan menyediakan informasi terkait pergerakan tubuh yang terjadi, reseptor ini juga dapat meningkatkan kesadaran kita mengenai gerakan tubuh kita atau Kinesthesia. Seperti gerakan menggoyangkan kaki, dan sebagainya. Selain menyediakan informasi pergerakan tubuh, reseptor ini juga menyediakan informasi propioseptif, dimana kita akan mengetahui kemana tubuh kita bergerak atau lokasinya, contohnya saat kita menutup mata dan menggerakan tangan kita, tubuh akan tahu kemana tangan kita bergerak karena informasi proprioseptif yang ada pada reseptor.

b)    Indra Vestibular

Reseptor yang terletak di bagian dalam telinga, dimana ada dua macam indera vestibular, yaitu organ Olitoth dan saluran setengah lingkaran. Organ Olitoth adalah semacam kantung kecil yang berisikan cairan, terdiri dari butiran-butiran kristal. Cairan ini akan menjadi reseptor mengenai gerakan yang kita lakukan, contohnya ketika kita menggerakkan kepala, maka butiran kristal akan menggetarkan cairan di dalam kantung lalu diterima oleh reseptor di permukaan kantung yang berbentuk seperti rambut-rambut halus, maka tubuh dapat mengetahui kemana kepala kita bergerak. Saluran setengah lingkaran adalah tiga buah tabung berbentuk setengah lingkaran yang juga berisi cairan dan jika tabung ini berputar, maka cairan di dalam nya akan bergetar 14 dan merangsang reseptor yang berbentuk seperti rambut halus. Terdapat 3 tabung, maka masing-masing tabung berlokasi di satu bidang gerak, seperti sumbu x, y dan z. contohnya ketika kita melakukan gerakan berputar kemudian berhenti, cairan di tabung horizontal masih berputar sehingga reseptor terus memberikan informasi bahwa tubuh kita masih bergerak, sedangkan mata telah memberikan informasi bahwa kita sudah berhenti bergerak. Ketidaksamaan pemberian informasi antara tubuh dan mata akan menyebabkan rasa pusing dan mual, hal ini sering terjadi saat perjalanan jauh dan duduk dalam waktu yang lama dalam kendaraan yang bergerak tidak teratur, atau pun ketika berolahraga dan menari. Teori yang menjelaskan hal tersebut disebut sebagai Teori Konflik Sensorik.

Perception

Persepsi adalah suatu proses diterimanya stimulus kemudian diterjemahkan menjadi suatu informasi yang diperoleh dari indera lainnya atau disebut proses sensoris. Persepsi tiap orang terhadap suatu hal tidak selalu sama. Misalnya, dua orang mungkin melihat awan dan sementara yang satu berpikir awan itu berbentuk seperti kuda, yang lain berpikir awan itu lebih seperti sapi. Mereka berdua melihat awan yang sama, tetapi mereka menafsirkannya secara berbeda.

The Constancies: Size, Shape, and Brightness

a)  The size constancy, yaitu kecenderungan untuk menafsirkan suatu objek selalu berukuran sama, baik dari sudut pandang awal maupun ketika sudut pandang kita berubah. Misalnya gajah dewasa dipersepsikan berukuran besar walaupun jika dilihat dari jarak jauh gajah tersebut terlihat kecil.

b)    The shape constancy, yaitu penilaian terhadap objek akan tetap sama walaupun berubah pada retina. Misalnya, seseorang masih menganggap koin sebagai lingkaran meskipun dipegang pada sudut yang membuatnya tampak oval di retina.

c) The brightness constancy, yaitu penilaian terhadap suatu kecerahan objek tetap sama walaupun berada pada kondisi cahaya yang berbeda. Misalnya, jika seseorang mengenakan celana hitam dan kemeja putih, di siang hari bolong kemeja akan tampak jauh lebih terang daripada celana. Tetapi jika matahari tertutup awan tebal, meskipun celana dan kemeja memiliki sedikit cahaya untuk dipantulkan daripada sebelumnya, kemeja akan tetap tampak lebih terang dari celana sebelumnya-karena jumlah cahaya yang dipantulkan berbeda dari masing-masing potongan pakaian

The Gestalt Principles

The Figure-Ground Relationship, setiap individu dalam melihat suatu gambar pasti memiliki persepsi yang berbeda. Penglihatan pertama dalam figure and ground ini biasanya didasarkan pada persepsi terhadap pengalaman masa lalu.



Seperti pada gambar di atas, yang terlihat adalah objek vas namun ketika diperhatikan lebih dalam lagi terdapat 2 bayangan wajah manusia dan vas hanyalah sebagai space diantara kedua wajah tersebut. Keberadaan wajah inilah yang terkadang tersebunyi dan malah tidak terlihat oleh beberapa orang.
 

Gestalt Principles of Perceptual Organization

a)   Law of Proximity (hukum kedekatan), manusia cenderung untuk melihat atau menelaah suatu objek berdasarkan kedekatan objek tersebut.

b) Law of Similarity (hukum kesamaan), manusia cenderung melihat segala sesuatu yang memiliki kesamaan sebagai suatu kelompok, golongan, atau kesatuan tertentu.

c)   Law of Closure (hukum ketertutupan), manusia cenderung untuk mengisi celah kosong dan melihat sesuatu yang tidak lengkap tersebut menjadi segala sesuatu yang utuh.

d)    Law of Continuity (hukum kesinambungan), manusia cenderung meneruskan objek atau pola mesakipun pola tersebut telah terhenti.

e)  Law of Common Region, manusia cenderung melihat sesuatu berdasarkan bentuk, arah, ataupun warna yang sama.



Depth Perception

Depth perception adalah kemampuan kita dalam melihat suatu benda secara tiga dimensi. Untuk memahami suatu kedalaman tertentu, terdapat dua jenis yaitu monocular cues dan binocular cues. Monocular cues adalah isyarat untuk memahami kedalaman suatu benda dengan hanya menggunakan satu mata. Sedangkan Binocular cues adalah isyarat untuk melihat kedalaman suatu benda dengan menggunakan kedua mata. Berikut beberapa monocular cues, yaitu :

a)  Linear Perspective, terjadi ketika dua garis diketahui berada sejajar tetapi dari kejauhan tampak seperti benda yang menyatu pada satu titik. Linear perspective ini dalam lukisan digambarkan dengan garis konvergen yang menunjukkan ujung garis yang sangat jauh dari tempat subjek melihatnya.

b)    Relative Size, bila retina kita menerima objek dengan ukuran bayangan yang kecil maka objek akan tampak semakin jauh. Jika objek tersebut dirasa berada dalam ukuran yang sama, tetapi satu objek muncul dengan ukuran yang lebih kecil maka objek tersebut dianggap lebih jauh.

c)   Overlap, bila terdapat satu objek menutupi objek lainnya maka asumsi yang melihat bahwa objek yang tertutupi tersebut berada di belakang dan jaraknya lebih jauh.

d)    Aerial (atmospheric) Perspective, pengaruh atmosfir ini yaitu bila objek tersebut semakin jauh dari titik sumber, maka objek tersebut akan semakin kabur karena terhalang oleh polusi, debu, dll.

e)   Texture and Gradient, tekstur yang tidak terlalu kelihatan jelas dianggap sebagai objek yang jauh. Objek yang kelihatan memiliki ukuran lebih besar dan berjarak maka objek tersebut dianggap dekat.

f)   Motion Parallax, benda yang lebih dekat dengan kita tampak seolah bergerak lebih cepat daripada benda yang jauh.

g)  Accommodation, kemampuan mata untuk menegakomodasi agar lebih fokus pada benda yang dekat.

Selanjutnya binocular cues, yaitu :

a)   Convergence, adalah mengatur dan memusatkan mata saat melihat benda dekat ataupun jauh.

b)  Binocular Disparity, yaitu perbedaan kecil antara dua objek bila dilihat dari mata kanan maupun mata kiri.

 

Perceptual Illusions

Ilusi adalah stimulus yang ditangkap oleh indera dan diterjemahkana tidak sesuai dengan kenyataan. Berikut beberapa jenis ilusi :

a)    The Hermann Grid Illusion. Ini adalah salah satu contoh ilusi visual, dimana ketika kita fokus pada kotak hitam, di persimpangan garis putih akan timbul sebuah kotak kecil bewarna abu-abu dan ketika kita langsung menatapnya, kotak kecil itu akan menghilang. Ini disebut sebagai Ilusi Herman. Herman Grid ini pertama kali ditemukan oleh David Hubel dan Torsten Wiesel.  Ilusi ini dikaitkan respon neuron di korteks primer yang mersepon cahaya. Dari penelitian mengenai ilusi herman, peneliti menemukan bahwa jika tepian kotak hitam dibuat tidak lurus atau melengkung.




b)  Muller-Lyer Illusion. Ini adalah salah satu ilusi visual terkenal yang diilustrasikan oleh Muller-Lyer. Dimana terdapat dua garis yang saling sejajar, namun garis dengan sudut menghadap ke kedalam di ujungnya tampak lebih panjang dari garis yang diujungnya memiliki sudut yang mengarah ke luar. Namun jika kita lihat lebih teliti, sebenarnya kedua garis ini sama panjang, dapat dilihat di titik pertigaan garis, titik itu sejajar dengan titik di garis satu lagi.

 


Ini mengenai persepsi kita, dimana manusia zaman sekarang kebanyakan tinggal di bangunan atau gedung. Bangunan memiliki sudut, ketika seseorang berada di luar bangunan, maka sudut akan mendekati kita dan dindingnya menjauhi kita (seperti sudut di garis bawah) namun saat kita di dalam bangunan atau ruangan, maka sudut akan menjauhi kita dan dindingnya mendekati kita (seperti sudut di garis atas) , maka dalam pikiran manusia, sudut yang menghadap keluar (garis terlihat meregang ke kiri dan kanan) terlihat seperti sudut di dalam bangunan, dan sudut yang menghadap kedalam terlihat seperti sudut di luar bangunan

c)   The Moon Illusion. The Moon Illusion adalah ilusi dimana ketika ukuran bulan lebih besar daripada ukuran sebagaimana biasanya tampak di langit. Hal ini terjadi karena bulan dibandingkan dengan objek latar depan seperti pohon, gunung, rumah, dll sehingga bulan akan tampak lebih besar.




d)    Illusions Of Motion. Dalam ilusi gerak ini, pada dasarnya gambar tersebut tetap diam. Faktor yang berpengaruh dalam melihat gerakan pada benda diam ini adalah pencahayaan atau susunan warna.



Faktor Lain yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor lain yang mempengaruhi persepsi adalah pemahaman masing-masing individu. Terkadang manusia dapat salah dalam memahami suatu hal, kecenderungan orang untuk mempersepsikan sesuatu dengan cara dan pengalaman yang mereka miliki disebut sebagai set perseptual, dan hal itu dapat membawa ke jalan yang salah, karena apa yang kita lihat tergantung pada apa yang kita harapkan atau inginkan untuk dilihat.

Komentar

Postingan Populer